Cari tahu apa yang ada di sekitarnya.
Bagi anak kecil, pelajaran matematika seperti penjumlahan, Pembagian, perkalian, dan perkalian sangat sulit untuk dipahami.Namun, suka atau tidak, dengan kebutuhan belajar anak yang semakin meningkat, banyak hal yang perlu dipelajari anak sejak dini, termasuk matematika.
Menurut Douglas Clements, profesor pendidikan di State College of New York, AS, matematika tidak terbatas pada angka tetapi mencakup ruang, perhitungan, struktur dan geometri ruang.
Usia kehamilan merupakan saat pertama kali kemampuan matematika anak terbentuk.
Berikut beberapa kegiatan sederhana yang dapat digunakan untuk mengajarkan matematika pada balita:
Usia 1 hingga 2 tahun
Pada usia ini, anak akan belajar mengenali pola dan mencoba memahami konsep bentuk, termasuk membagi mainan ke dalam kategori keras dan lunak.
Anak juga akan belajar berhitung jika diajari mengambil benda dengan nomor, misalnya “Ambil satu”. Anda juga bisa mengajari anak menghitung bagian tubuh, misalnya: “Kamu punya dua tangan. Satu, dua,” sambil menunjuk. Coba lakukan hal yang sama pada satu bagian tubuh saja, misalnya: “Hidungmu hanya satu.
Menurut Clements, setiap anak memiliki kemampuan kognitif untuk memahami angka secara refleksif. Jika ditambahkan pada nama benda maka akan semakin menambah pemahaman pada anak.
Usia 2-3 tahun
Pada usia 2 tahun, anak akan belajar mengenali pola dan menggunakan pemahaman logistiknya dalam bermain dan aktivitas sehari-hari. Anak pada usia ini sudah dapat melompati berbagai bentuk, menyusun cincin mainan sesuai ukurannya dan menghitung sampai lima dengan urutan yang benar.
Saya membiarkan anak Anda bermain dengan tumpukan untuk membangun gedung atau menyusun balok untuk velodrome yang memiliki lereng atau trek.
Usia 3-4 tahun
Usia ini dapat mengenali kejutan sederhana, menghitung sampai 10 dan membangun benda tiga dimensi menggunakan balok. Anak pada usia ini sudah bisa memahami perbedaan besar, kecil, panjang, pendek, berat, cepat, dan sebagainya. Untuk referensi pada objek atau peristiwa di sekitar mereka. Hal ini menunjukkan pemahaman anak terhadap konsep berat, luas, volume, panjang, berat dan kecepatan.
Anda dapat melakukannya dengan permainan imitasi. Misalnya dengan meniru gerakan dan suara. Misalnya, minta anak Anda mengikuti gerakan Anda. Mulailah dengan tiga tepukan, lalu perlahan-lahan buat menjadi lebih rumit, seperti kombinasi 2 tepukan, letakkan kaki Anda di lantai. Atau, tepuk tangan, sentuh hidung, tepuk lagi.
Usia 4-5 tahun
Pada usia ini kemampuan berhitung anak sudah berkembang, anak sudah bisa berhitung sampai 40, mengenal bentuk angka sampai dengan 9 bahkan sudah bisa belajar penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan benda. Anak pada usia ini juga sudah dapat mengenal bentuk dasar dan mencari bentuk benda pada gambar atau lingkungan sekitar.
Pemahaman tentang pengukuran juga tercapai. Anak dapat menggunakan kata perbandingan untuk mengukur, misalnya bertambah, berkurang, di atas, di bawah, di dalam, dan lain-lain. Anak berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, meminta bantuan untuk menyortir cucian, peralatan makan, mainan, dan sebagainya.
Namun, alih-alih menentukan apa yang perlu dibagi, seperti membagi cucian antara kaus kaki dan kaos, atau yang lainnya, biarkan dia membagi pakaian sesuai keinginannya, lalu bersantai. Mengapa kedua benda ini ditempatkan pada tumpukan yang sama? Apa perbedaan benda ini dan benda itu?
Dengan cara ini, Anda mengembangkan kemampuan anak Anda untuk mengenali dan memahami benda-benda di sekitarnya.
Comments
Post a Comment